Bertambah Lagi, Saberina Hasibuan dikukuhkan sebagai Guru Besar di FPK UNRI

Sosok Prof Saberina, lahir di Pekanbaru 9 September 1969 anak ke-2 dari 6 bersaudara dari pasangan alm. Banggor Hasibuan dan alm. Hj. Deli Erna Siregar, beliau menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD N 48 Pekanbaru pada tahun 1982, tahun 1985 menyelesaikan pendidikan di SMP N 4 Pekanbaru, dan tahun 1988 lulus SMA N 8 Pekanbaru. Tahun  1988 diterima di Universitas Riau dalam program studi S-1 Manajemen Sumberdaya Perairan dan pada tahun 1993 mendapatkan beasiswa Tunjangan Ikatan Dinas kemudian lulus S-1 pada tahun 1994. Pada tahun 1995 diterima sebagai Pegawai Negeri Sipil Staf Pengajar di Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau. Tahun 1996 berkesempatan melanjutkan pendidikan S-2 di Institut Teknologi Bandung Jurusan Teknologi Pengelolaan Lingkungan dengan beasiswa Pascasarjana. dan juga mengambil pendidikan non formal AA/pekerti tahun 2000. Karena kecintaan terhadap ilmu lingkungan budidaya perairan diperdalam dengan mengambil S-3 di Universitas Gajah Mada tahun 2005 pada Program studi Ilmu Tanah dengan beasiswa PT. Chevron dan mendapatkan Hibah Penelitan Pascasarjana Doctoral Universitas Gadjah Mada dari LPPM UGM dan lulus dengan predikat Cumloude.

Saat ini beliau aktif mengajar S-1 dengan mata kuliah Statistika, Manajemen Kulitas Air, Toksikologi Akuakultur, Produktifitas Tanah Dasar, Media Budidaya serta Ilmu Lingkungan dan Mitigasi Bencana. Dan juga mengajar mahasiswa Pascasarjana (S-2) dengan mata kuliah Manajemen Akuakultur Lanjut dan Produktifitas Perairan. Selain mengajar beliau juga pernah mendapatkan berbagai macam dana penelitian secara kompetitif yaitu dana penelitian dari Hibah Bersaing, Dit. Litabmas Dikti. Dan juga mendapatkan dana hibah aksi dari Badan Restorasi Gambut tahun 2016 dan 2017 serta tercatat sebagai peneliti Nusantara tahun 2018.

Beliau pernah publikasi artikel Internasional diantaramya Q1 sebanyak 3 artikel, Q2 sebanyak 1 artikel, Q3 sebanyak 1 artikel dan  publikasi Nasional yang terindeks Sinta 2 sebanyak 4 artikel, Sinta 3 sebanyak 4 artikel, Sinta 4 sebanyak 11 artikel dan terindeks sinta lainnya sebanyak 6 artikel. Mempunyai 11 karya buku  diantaranya 5 buku ajar, 1 buku monograf, dan 5 buku TTG. Berkesempatan mendapatkan penghargaan dalam 10 tahun terakhir sebanyak 16 antara lainnya  dari pemerinatah RI yaitu , 5 dari Universitas Riau dan 10 dari institusi lainnya. Terpilih menjadi Dosen pendamping lapangan fieldtrip “Beyond Smoke & Fire: A field school on Peatlands in Indonesia, membawa 12 mahasiswa S1 dari University of Sydney, Australia pada  tahun 2017. Perolehan HKI dalam 10 tahun terakhir sebanyak 11 tema, 9 dalam bentuk buku 2 dalam bentuk video. Mendapat Tanda Kehormatan Satya Lencana Karya Satya, 10 Tahun dari Presiden RI Bambang Yudoyono. Mendapat Tanda Kehormatan Satya Lencana Karya Satya, 20 Tahun dari Presiden RI JokonWidodo , Certificate Of Appreciation As Sub-District Coordinator dari RDDSIBU tahun 2016,  Sertifikat Pelatihan Pengelolaan Laboratorium Mutu Lingkungan Budidaya tahun 2016, dan mempunyai 11 pengalaman penyampaian makalah secara Oral pada pertemuan ilmiah, sebanyak 7 skala nasional, 4 skala internasional. Adapun 9 pengalaman dalam pengabdian kepada masyarakat dengan sumber pendanaan 8 dari BOPTN UNRI, 1 dari Dana Kerjasama PT. TBOT. Beliau juga merupakan Riviewer atau Mitra Bestari pada Jurnal/Conference/Seminar, adapun Jurnal Intertnasional yang diriview sebanyak 3 artikel Q1, dan 4 artikel Jurnal Nasional.

Beliau aktif juga dalam organisasi antara lain sebagai pengurus Himpunan Gambut Indonesia (HGI) dari 2000-sekarang, Himpunan Ilmu Tanah Indonesia (HITI) dari 2007-sekarang, pengurus Perhimpunan Biokimia dan Biologi Molekuler Indonesia (PBBMI) dari 2016-sekarang, dan pengurus Keluarga Besar Alumni Gajah Mada (KAGAMA) dari 2021-sekarang. [a/mas].

Mahasiswa KUKERTA Terintegrasi Universitas Riau Menggelar Lokakarya di PAUD Tunas Harapan, Rumbai Bukit

PEKANBARU – Kamis, 04 Agustus 2022 Mahasiswa KUKERTA Terintegrasi UR melaksanakan Lokakarya di PAUD Tunas Harapan. Dengan kegiatan presentasi mengenai bentuk pengabdian yang telah terlaksana mulai dari 01 Juli – 30 Juli 2022  di Kelurahan Rumbai Bukit, Kecamatan Rumbai Barat.

Terselengaranya kegiatan Lokakarya ini, untuk melihat program kerja yang sudah dijalankan oleh mahasiswa KUKERTA Terintegrasi UR di Kelurahan Rumbai Bukit. Kegiatan ini diinisiasikan oleh dosen pembimbing lapangan Dr Saberina Hasibuan, SPi, MT, sebagai bagian penutup dari rangkaian kegiatan selama 40 hari dan dipersiapkan oleh mahasiswa KUKERTA Terintegrasi yang diketuai oleh Irfansyah dan beranggotakan Annisa Launa, Annisa Ghardini, Azzura Maghfira, Indra Muliadi, Naura Azka Putri, Mardiah Thulwhusqo, Tiya Novita Sari, Runaily Ramadhani dan Yohana Mery Chrsitin Sibatuara. Kegiatan Lokakarya ini dihadiri oleh Lurah, Ketua POKDAKAN Mina Usaha beserta anggota, Kepala Sekolah PAUD Tunas Harapan, guru-guru PAUD Tunas Harapan, dan anggota Program Kemitraan Masyarakat bpk. Dr Eng Ramhat Imam Mainil, ST MT dan ibu Novreta Ersyi Darvia, ST, MT.

Kegiatan ini dipandu oleh Annisa Ghardini selaku MC Acara,  kemudian pembukaan dengan Doa yang dipimpin oleh Indra Muliadi, selanjutnya acara disi dengan kata sambutan dari Ketua kelompok KKN Terintegrasi. “Saya juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada para mitra yang telah membantu kami dalam melakukan semua kegiatan-kegiatan demi kesuksesan kkn kami, sehingga hari ini dapat dilakukannya kegiatan loka karya. Yang mana akan dipresentasikan laporan bentuk pengabdian kami selama berada di Rumbai Bukit ini.” Ujar Irfansyah.

Kata sambutan dari bapak Zabur selaku ketua POKDAKAN Mina Usaha yang dalam sambutannya menyampaikan, Program kerja Dosen beserta Mahasiswa KUKERTA Terintergrasi yang mengangkat masalah pada kolam budidaya ikan patin sangat membantu dan menambah pengetahuan mereka untuk mengatasi masalah air di kolam mereka. Ibu Dosen Pembimbing yaitu Dr Saberina Hasibuan menuturkan rasa terima kasihnya dengan terlaksananya PKM pada tahun pertama ini, beliau berharap target dari proposal pengabdian dalam mengatasi masalah sumber air dan kekurangan air pada kolam ikan patin dapat tercapai.

Pejabat pemerintahan setempat bapak Lurah Edy Azwar SE  menyambut baik kegiatan PKM ini. Mitra yang bergerak dalam kegiatan budidaya ikan di Rumbai Bukit ada berjumlah 5 kelompok. Selanjutnya pak Lurah menyampaikan rasa senangnya dan telah menanti-nantikan adanya penyuluhan Stunting dari Mahasiwa KKN di daerah yang mereka pimpin, karena Stunting sendiri merupakan Isu Kesehatan Nasional dan berhubungan dengan SDM Indonesia yang lebih maju dan baik.

Kegiatan hari itupun di akhiri dengan  penayangan video yang diedit oleh Tiya Novita Sari bersama Runaily Ramadhani dan pemberian plakat yang diwakili oleh Ibu Dr Saberina Hasibuan kepada Lurah Rumbai Bukit bapak Edy Azwar SE, pemberian simbolis pompa air dan plakat yang diwakili oleh bapak Dr Eng Ramhat Imam Mainil, ST MT kepada Bapak Zabur  selaku Mitra dari Program Kerja mahasiswa KUKERTA Terintegrasi UR, pemberian kenang-kenangan  yang diwakili oleh Ibu Novreta Ersyi Darvia, ST MT kepada Ibu Salohot selaku Kepala Sekolah  PAUD Tunas Harapan. Setelah Lokakarya berakhir dilanjutkan dengan kunjungan ke kolam bapak Zabur untuk melihat hasil kerja pembuatan alat dan pompa filter air.

Penulis Yohana Mery Christin Sibatuara

Mahasiswa KUKERTA Terintegrasi Universitas Riau Berikan Penyuluhan Pencegahan Stunting di Posyandu Tunas Harapan, Rumbai Bukit

 

PEKANBARU – Sabtu, 30 Juli 2022 Mahasiswa KUKERTA Terintegrasi UR Memberikan Penyuluhan Kesehatan di Posyandu Tunas Harapan RW 5, Kelurahan Rumbai Bukit tentang Ikan Patin sebagai Solusi Pencegahan Stunting Sejak Dini.

Tingkat pendapatan yang rendah serta kurangnya pengetahuan tentang gizi apa yang perlu di berikan pada bayi atau balita menjadikan penyebab kurangnya nutrisi yang seimbang pada anak. Bila hal tersebut diabaikan maka padat memicu terjadinya stunting. Stunting merupakan sebuah keadaaan dimana secara fisik bahwa anak terlihat lebih pendek dari anak yang memiliki tinggi yang normal sesuai tahapan usianya. Penyebab dari stunting sendiri yaitu kurangnya asupan gizi yang cukup mulai di usia kandungan hingga meranjak ke usia anak-anak.

Program kerja mahasiswa KUKERTA ini diarahkan langsung oleh DPL ibu Dr. Saberina Hasibuan, sebagai program andalan dari BKKBN untuk dilaksanakan oleh mahasiswa. Materi Manjadi Remaja yang Unggul dan Sehat untuk Indonesia Emas secara jelas telah disampaikan oleh Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) pada saat Pelepasan Mahasiswa KKN Universitas Riau. “Kita bantu mahasiswa agar mampu menyampaikan materi ini dalam program kerjanya”, demikian yang disampaikan ibu Saberina.

“Pencegahan stunting merupakan salah satu program yang digencarkan pemerintah karena pencegahan stunting merupakan salah satu kunci dari pembangunan manusia Indonesia yang berujung pada terwujudnya Sumber Daya Manusia (SDM) unggul di tahun 2045. Sehingga dengan penyuluhan ini diharapakan kita semakin sadar akan bahaya stunting dan dapat melakukan pencegahan sejak dini dengan cara menjaga pola makan yang bergizi serta terus melakukan pemeriksaan dan imunisasi pada balita di posyandu terdekat secara berkala. Karena posyandu merupakan salah satu fasilitas dari pemerintah kepada masyarakat untuk mencegah stunting.” Ucap Irfansyah selaku Ketua Kelompok KUKERTA Terintegrasi dalam sambutannya kepada hadirin Posyandu Tunas Harapan.

Ibu Ketua Posyandu RW 5 yang dalam hal ini diwakilkan oleh Ibu Sri Wahyuni menuturkan rasa terima kasihnya dengan dilaksanakannya penyuluhan seputar Pencegahan Stunting,  beliau berharap target dari penyuluhan ini yang meliputi ibu hamil, orang tua yang memiliki balita, anak-anak dan remaja dapat teredukasi mengenai gizi pada anak yang sangat perlu diperhatikan.

Kegiatan inti dimulai dengan pemaparan seputar pendahuluan Stunting oleh ibu Azva Nurmainy selaku Kader Stunting Posyandu Tunas Harapan RW 5, lebih lanjut Ibu yang akrab di sapa Epa ini mengharapkan agar ibu-ibu bisa rajin mengikuti kegiatan-kegiatan maupun konsultasi yang diadakan di Posyandu demi kebaikan ibu dan anak juga.

Kemudian dilanjutkan dengan presentasi oleh Yohana Mery Christin Sibatuara Mahasiswa Pendidikan Biologi tentang Ikan Patin sebagai solusi gizi dengan Ikan Patin yang merupakan komoditas ungulan di daerah Rumbai Bukit, “Saya merasa antusias dan bersyukur bisa diberikan kesempatan untuk membawakan materi Ikan Patin sebagai solusi gizi ini yang mana ini linear dengan yang saya kenyam di bangku perkuliahan, juga melihat bagaimana ibu-ibu yang hadiri ternyata mempunyai antusiasme yang sama dengan saya dalam menyerap edukasi yang saya bawakan” tutur Yohana saat sebelum membawakan materi.

Pejabat pemerintahan setempat yang dalam hal ini fungsionaris Kelurahan Rumbai Bukit sendiri turut hadir bapak Sekretaris Lurah Bima Kuncoro mewakili bapak Lurah pun mengatakan senang dan telah menanti-nantikan adanya penyuluhan Stunting dari Mahasiwa KKN di daerah yang mereka pimpin, karena “Stunting ini sendiri merupakan Isu Kesehatan Nasional dan berhubungan dengan SDM Indonesia yang lebih maju dan baik” demikian tutur Annisa Launa saat mempersiapkan kegiatan ini.

Kegiatan hari itupun di akhiri dengan pemberian kenang-kenangan yang diwakili oleh Ketua Kelompok KUKERTA kepada Posyandu RW 5 Rumbai Bukit Ibu Minil Veny selaku Mitra dari Program Kerja mahasiswa KUKERTA Terintegrasi UR, foto bersama serta pembagian konsumsi berupa bubur kacang hijau, susu soya, dan biskuit kepada ibu-ibu, remaja, anak-anak dan balita yang hadir.

PENULIS ANNISA LAUNA

Mengasah Pikiran dan Perasaan

By L.N. Firdaus

“Yang dinamakan Pendidikan itu adalah tuntutan dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Adapun maksudnya Pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggauta masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagian yang setinggi-tingginya.” – Ki Hadjar Dewantara (1977: 20)

 

Syahdan, Dr Saberina@Kolega dari Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau wrote on January 21, 2022@WAG LPPM Vol 1:

 “Menjemput @L.N. Firdaus untuk menulis dan menshare di grup WA kita ini…. Pendidikan itu Mempertajam pikiran dan memperhalus perasaan …. “

Pertanyaan tingkat tinggi yang mendasar ini sebetulnya sudah diberikan oleh Ki Hadjar Dewantara sebagaimana  saya kutipkan di atas.

Secara Ontologis, hakikatnya pendidikan itu adalah memanusiakan manusia. Fitrah kemanusiaan anak didik sudah terberi oleh Tuhan dalam wujud tiga potensi: cipta (pikiran), karsa (psikis/rasa/), dan raga (fisik).

Secara epistemologis-yuridis, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab 1, Pasal 1, Ayat (1):

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”

Perihal mengasah pikiran sudah saya ulas selayang pandang di https://www.lamanriau.com/2022/01/23/batu-asah/

Selebihnya tinggal refleksi diri atas praktik pembelajaran yang kita amalkan. Apakah pembelajaran yang kita aktualisasikan mampu membangkitkan suasana belajar dan proses pembelajaran” yang mempertajam pikiran dan memperhalus perasaan mereka?. Apakah pertanyaan-pertanyaan (questions) yang kita ajukan kepada Mahasiswa mampu mengasah daya kritis dan memperhalus perasaan akal budi?

Pertanyaan dangkal (shallow question) rasa-rasanya sukar menghasilkan mahasiswa HOT (High Order Thinking) sebagi pisau berfikir kritis keterampilan Abad 21. Pertanyaan dangkal hanya berpotensi menghasilkan lulusan dengan bekal pisau berfikir tidak kritis alias tumpul. Hanya berguna untuk mengupas persoalaan sederhana (simple problem) di “Universitas Kematian”.

Ianya kurang berdaya guna untuk menghadapi persoalan rumit (complex problems) di “Universitas Kehidupan” yang bersifat VUCA (Volatile, Uncertainty, Complex, Ambigue). Inilah agaknya rasional kebijakan MBKM yang menggalakkan pembelajaran Case-based Method dan Problem-based Learning untuk menantang Mahasiswa dan Dosen berfikir tingkat tinggi dan mendalam itu.

Ada juga Dosen yang berdalih bahwa boro-boro mengajukan Pertanyaan Dalam (deep questions). Pertanyaan dangkal saja sukar dijawab mahasiswa. Bahkan lebih sering mahasiswa diam seribu Bahasa macam asbak atau batu dilempar ke kolam depan Rektorat.  Senyap tak menjawab. Entah paham atau kah tidak.

Namun perlu juga kita mawas diri. Jangan-jangan kita yang kurang terampil membuat dan menyampaikan pertanyaan tingkat tinggi itu. Untuk menghasilkan pertanyaan tingkat tinggi, kita harus berfikir mendalam (deep thinking). Ini yang menguras energi. Sementara energi kita sudah banyak terkuras oleh tuntutan “syahwat” administarif  Tri Dharma Perguruan Tinggi yang semakin menjadi-jadi.

Pada tataran praktis-implementatif (pembelajaran), “usaha sadar dan terencana” itu sudah kita wujudkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang saban semester kita mutakhirkan. Fundamental masalahnya adalah sejauhmana RPP yang sudah dengan susah payah dibuat itu diaktualisasikan dalam  proses pembelajaran”Sudahkah Pendekatan, Model, Strategi, Metode, Teknik, dan Taktik/Kiat yang kita pakai itu betul-betul berorientasi memberdayakan “peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya?”.

Soal memperhalus perasaan? Praksis Pendidikan yang diwujudkan melalui Pengajaran (teaching) lebih mengarah kepada pilar Learning to Know dan Learning to Do.  Untuk memperhalus perasaan, kegiatan mengajar harus lebih menekankan kegiatan mendidik (scholarship of teaching and learning) yang mengarah pada  Leaning to Be dan Learning to Live Together.

Apakah nilai-nilai didikan yang kita tanamkan berhasil membuka minda (mind), hati (heart), nurani (will) sehingga peserta didik “secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”?

Spiritualisasi pembelajaran agaknya amat dibutuhkan agar nilai-nilai Pendidikan (values) yang ditanamkan dapat memperhalus perasaan peserta didik. Tanpa itu, suasana pembelajaran amat lah gersang-kering kerontang,  miskin makna alias kurang berkesan. Yudi Latif (2020) memandang krusialnya Learning to Feel (olah Rasa dan olah Karsa) sebagai pilar emas Ki Hajar Dewantara untuk menyempurnakan empat pilar Pendidikan UNESCO.

Prof. Muhammad NUH (2013) memandang semakin mendesaknya Pedagogi Hati dan Budi Pekerti dalam menyikapi fenomena kegersangan dan kemusyrikan sosial yang semakin memilukan hati. Kegersangan sosial terjadi akibat ketidakseimbangan antara pengembangan kecerdasan akal dan kecerdasan hati.

Hati adalah lokus reaktor transformatif anak didik menjadi manusiawi. Hati adalah umm (Ibu) dari segala kebahagiaan hidup sekaligus menjadi pangkal malapetaka bagi kehidupan manusia. Maka, benarlah tulisan pada Pelakat yang saya peroleh di Pasar Barang Bekas : “A Teacher Takes a Hand, Opens a Mind and Touches A Heart”

Demikianlah  Dr Saberina. Terima kasih telah menajamkan pikiran dan menghaluskan akal budi saya melalui pertanyaan bermutu yang diajukan. Tajamkan jika dirasa masih tumpul.  Haluskan jika dirasa masih kasar.

Schooling Fish dan Schooling students sama-sama digerakkan oleh  hati bukan?

Wallahualam….

Dosen Pendamping Lapangan Fieldtrip Tanggal 11-19 Juli 2017

“Beyond Smoke & Fire: A field school on Peatlands in Indonesia”

Mendampingi 12 mahasiswa S1 dari University of Sydney  Australia Fieldtrip di Lahan Gambut

Kegiatan fieldtrip ini dimulai dengan aktifitas pembekalan materi yang diberikan oleh tiga orang dosen di ruang pertemuan Rumah Sakit Bina Sehat Universitas Riau. Materi pembekalan pertama tentang Teknik Sampling di Lahan Gambut, pengenalan alat-alat samping, dan pembacaan profil tanah gambut pada perkebunan sawit, karet dan nanas yang diberikan oleh Dr. Wawan dari Fakultas Pertanian-UR, Keselamatan Bekerja di Lahan Gambut diberikan oleh Dr. Adhy Prayitno, M.Sc dari Fakultas Teknik-UR dan Potensi Lahan Gambut sebagai Perkebunan Sawit yang Dikelola secara Sustainable diberikan oleh Dr. Bandung Sairi (PT. Astra).

Kegiatan  fieldtrip ini dilakukan di beberapa lokasi diantaranya: 1) Kebun masyarakat yang ditanami sawit, karet dan nanas yang bertempat di Desa Kuala Nanas kecamatan Kampar (melihat profil tanah gambut); 2) Melihat fungsi reservoir/ waduk PLTA Koto Panjang sebagai embung dari simpanan air yang dimanfaatkan untuk kegiatan perikanan, pertanian dan Pembangkit Listrik Tenaga Air; 3) Pemanfaatan lahan gambut untuk kegiatan Agrikultur skala besar di PT. Kimia Tirta Utama (Siak)/Perkebunan Sawit  (melihat tata kelola air gambut, teknik pembesaran tanaman sawit, konservasi lahan gambut, produksi minyak sawit ramah lingkungan); 4) Pemanfaatan lahan sawit untuk perkebunan akasi (PT. RAAP) dan CSR dalam pengelolaan lahan gambut; 5) Pemanfaatan lahan gambut untuk perkebunan sawit yang dikelola oleh Masyarakat secara berkesimbungan (Koperasi di desa Dosan) di Kecamatan Siak; 6) Pengelolaan lahan gambut sebagai Taman Nasional Zamrud di Siak; dan 7) Pengenalan lahan gambut dangkal/rawa gambut/tanah alluvial berbatasan dengan laut di Desa Rawa Mekar Jaya Kecamatan Sungai Apit dan konservasi Magrove.

Kegiatan pendampingan ini dilakukan selama 9 hari dimulai dari tanggal 11-19 Juli dan dalam kegiatan ini mahasiswa dibawa secara langsung untuk mengenal potensi gambut dan pengelolaan gambut secara bijaksana serta mengenal dan melihat sendiri budaya masyarakat yang tinggal di lahan gambut Riau Indonesia (suku Melayu, Jawa dan Minang). Kegiatan fieldtrip ini juga mengasah keterampilan dalam teknik sampling tanah gambut, penentuan profil tanah gambut, dan melihat tingkat degradasi bahan organik di lahan gambut (Saprik, Hemik, Fibrik). Dalam kegiatan ini terjadi interaksi aktif antara mahasiswa, Nara Sumber, Dosen pendamping dan dilakukan beberapakali diskusi untuk mendapatkan pemahaman yang sempurna.

Beberapa Foto Kegiatan selama Fieldtrip